Menurut
Bahasa dan Agama, Zionisme berkaitan dengan nama bukit di Palestina, di
sebelah selatan Baitul Maqdis, Bukit Zion. Kaum Yahudi menganggap Bukit
ini sacral (suci). Perjanjian Lama –safar takwin, Ishah awal, alinea 2
menyebutkan, “Sesungguhnya Tuhan memilih Zion dan menginginkannya
menjadi tempat tinggal untuk-Nya.” Juga dinyatakan, “Karena sesungguhnya
dari Zion keluar syari’at, yakni syari’at Yahudi.
Nabi
Daud as. berhasil menguasai Bukit ini, membuat benteng Zion di atasnya
dan menamainya kota Daud. Dan, Pada abad 11 S.M, Zion menjadi tempat
suci dalam pandangan Yahudi, karena Tuhan berdomisili padanya.
Dengan
demikian, Zionisme adalah adalah upaya mengembalikan Yahudi yang
tercerai-berai, agar menetap di Palestina, di bukit Zion dan sekitarnya
..
Hakikat Zionisme
Organisasi
Yahudi yang bertujuan mentransformasi proyek Yahudi dari ranah
spiritual yang menentang peleburan berbagai paham nasinalisme dan
tsaqafah lain menjadi gerakan nasionalisme yang dapat menjadi solusi
bagi berbagai masalah Yahudi dalam mendirikan Negara Israel di bumi
Palestina (Bumi Allah Yang dijanjikan oleh Allah untuk Bangsa Allah)
Zionisme
adalah gerakan politik rasial dan radikal yang bertujuan mendirikan
Negara Yahudi di Palestina. Dan, dari situ mereka mengendalikan dunia.
Ia merupakan madzhab nasionalis skuler yang dipergunakan Yahudi sebagai sekte nasinalis, bukan sebagai agama.
Gerakan
Zionis ini erat hubunganya dengan seorang Yahudi berkebangsaan Austria,
Teodore Hertzel (Pendiri Zionisme). Dialah penggagas ideology Zionis
modern yang menjadi landasan gerakan Zionisme internasional.
Zionesme
juaga bermakna Slogan: “Negara tanpa bangsa untuk bangsa tanpa Negara”
(A Land without a People for People without a Land)
Slogan
zionis ini sangat sulit diketahui sejarah kemunculanya. Namun mungkin
dapat dikatakan, “Slogan ini berasal dari pandangan Injil yang
menyatakan bahwa Palestina adalah negara yang dijanjikan dan bumi yang
suci. Sementara Yahudi adalah bangsa yang suci. Karena itu bumi yang
suci harus dikembalikan pada pemiliknya (bangsa yang suci)
Sejarah Berdirinya Gerakan Zionisme
Negara
Yahudi di Palestina tidak muncul tiba-tiba, tetapi lahir dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan situasi internasional sebelum
perang dunia pertama, menjelang koalisi Barat (Inggris dan Amerika)
melawan Jerman.
Inggris
menipu Negara-negara Arab, hingga terjadilah perjanjian tahun 1915 –
1916, di mana Negara-negara Arab memberontak pada Turki Utsmani,
membantu Inggris melawan Turki, dan mengizinkan Inggris menjajah
Palestina (1917-1918) dengan imbalan kemerdekaan Negara-negara Arab dan
penyerahan pemerintahan kepada Raja Husain setelah perang. Namun Inggris
mengkhianati janji dan mengeluarkan perjanjian Balfour. (Janji yang
dikeluarkan oleh menteri luar negeri Inggris, 2 Nopember 1917 atas nama
pemerintahan Inggris kepada pemimpin masyarakat Yahudi Inggris, untuk
mendirikan Negara nasionalis bagi bangsa Yahudi di Palestina. Janji ini
kemudian dikenal dengan istilah Perjanjian Balfour)
Kondisi
inilah yang mempermudah perpindahan (eksodus) Yahudi secara diam-diam
ke Palestina dan menetap di sana, kemudian memproklamirkan negara Israel
di bumi Palestina yang terjajah.
Di samping itu, ada beberapa factor yang membantu terlaksananya proyek Zionisme di Bumi Palestina, antara lain:
1. Terbentuknya
Negara Eropa Modern (Negara nasionalis) setelah Revolusi Perancis
(1789). Di mana Negara tersebut dilandasi idologi skuler, yaitu
pemisahan agama dengan kehidupan, sehingga peran gereja semakin marginal
dan Yahudi mendapatkan seluruh hak kewarganegaraannya. Dengan begitu,
Yahudi lebih leluasa melakukan penetrasi pada berbagai masyarakat dan
organisasi, meningkatkan posisi politik, ekonomi dan sosial, serta
mencapai otoritas besar dalam bidang politik, ekonomi dan informasi.
2. Permusuhan
yahudi dengan pemerintah kekaisaran Rusia dan kesertaan mereka dengan
berbagai gerakan revolusi kiri, terutama setelah pembunuhan kaisar
Alexander II (1881). Dan, yang dituduh mendalangi pembunuhan itu adalah
Yahudi. Karena itu muncullah perlakuan keras pada kaum Yahudi yang
dikenal dengan nama “Anti Semitism.” Dari situ muncullah masalah yahudi
dan mulailah eksodus ke Eropa Barat, Amerika Utara dan Amerika selatan.
3. Lemahnya
kekhilafahan Turki yang menguasai palestina (1917). Di mana pada saat
itu Negara-negara Barat berupaya membagi-bagi wilayah Turki. Pada
muktamar London (1905-1907) menghasilkan rekomendasi yang disampaikan
kepada perdana menteri Inggris (C. BANNERMAN) berisi usulan pembentukan Negara Tirai
di Palestina yang menjadi sahabat Negara-negara Eropa dan menjadi musuh
bangsa-bangsa di sekitarnya. Dan, yang paling pas melaksanakan proyek
ini adalah Yahudi.
4. Kebencian Eropa kepada Yahudi mendorong mereka menghijrahkan Yahudi ke Palestina
5. Zionis memanfaatkan kebencian orang-orang Eropa untuk menguatkan keyakinan berhijrah ke Palestina
6. Suasana
kebencian itu dimanfaatkan oleh Zionis untuk merekayasa pembantaian
terhadap Yahudi, agar memperkuat dorongan untuk hijrah.
7. Membentuk perwakilan (agen-agen) Yahudi
8. Aqidah Protestan tentang turunnya Isa Al-Masih
Tujuan Zionisme
1. Mendirikan Negara Israel di Palestina dan menguatkannya hingga dapat diperluas menjadi negara Israel yang besar.
2. Rasa aman dunia Kreisten terhadap tempat-tempat suci di Palestina, jika jauh dari kekuasaan Arab dan dalam otoritas Yahudi.
3. Menghabisi
kekuatan Arab dan kaum muslimin, menguasai kekayaan mereka, dan membuat
mereka terbelakang dalam bidang ilmu, tsaqafah, serta memunculkan
perseteruan di antara mereka.
4. Inggris
ingin terbebas dari dominasi Yahudi atas Eropa dan Dunia Barat,
terutama setelah mereka eksodus dari Rusia menuju Eropa. “Yahudi adalah
bangsa terbuang yang tidak berguna, maka harus dipindahkan ke luar Eropa
agar menjadi bangsa yang berguna.”
Prinsip-Prinsip Gerakan Zionisme
1. Ideologi Zionis diambil dari Kitab-Kitab yang telah diselewengkan Yahudi (Taurat, Talmud, Protokolat)
Kesaksian
Jerman, “Para ilmuan dan pendeta menghimpun seluruh transkrip Yunani di
seluruh dunia, kemudian membandingkan satu dengan yang lain, lantas
mereka mendapatkan sekitar dua ratus ribu pertentangan.”
2. Kesucian
bangsa Yahudi. A.KOESTLER dalam bukunya, Kabilah Ketigabelas,
menyatakan bahwa mayoritas Yahudi berasal dari bangsa Khozar (Turki
Timur)
3. Tujuan menghalalkan segala cara (menghanyutkan selain Yahudi pada kehinaan, sex, minuman keras dll.)
4. Menyebarkan atheism
5. Menyulut pertempuran antar Negara
Pilar-Pilar Zionisme
Penopang Zionis :
- Menyelesaikan problem keyahudian
- Eksodus
- Perluasan permukiman
- Kesejahteraan ekonomi dan Keamanan
1- Apakah solusi bagi masalah yahudi sudah selesai ?
Solusi bagi masalah yahudi belum tuntas, terbukti bangsa yahudi masih tercecer di mana-mana.
2- Eksodus:
ada keengganan dari kebanyakan yahudi untuk eksodus ke tanah jajahan.
Justru yang terjadi banyaknya eksodus dari tanah jajahan menuju wilayah
kantong-kantong yahudi di dunia, sebelum penjajahan mereka di Palestina.
3- Permukiman:
Ada kemunduran jumlah pemukim yahudi terutama di kota Gaza, walau
serangan permukiman Israel sangat gencar dilakukan, seperti di Tepi
Barat. Akan tetapi jumlah warga yahudi yang keluar dari kota Gaza, yaitu
mereka yang enggan mengikuti program permukiman. Padahal keengganan
mereka ini terjadi pada era pemerintahan Sharon yang dikenal sebagai
bapaknya permukiman yahudi.
4- Keamanan:
Mengikuti perkembangan situasi entitas Zionis, sangat jelas bahwa
program keamanan mereka tidak terealisasi. Apa yang menimpa akhir-akhir
ini sebagai bukti bahwa mereka tidak akan pernah merasakan keamanan
selama di sana ada penjajahan di wilayah Palestina.
5- Kesejahteraan:
Adapun kesejahteraan, memang betul yahudi lebih baik dari sisi
ekonominya dibanding dengan sejumlah negara Arab. Tetapi kesejahteraan
yang mereka peroleh adalah hasil dari dukungan tanpa batas dan terus
menerus dari Amerika dan Negara Barat.
0 komentar:
Posting Komentar