I’jazul Quran (Kemu’jizatan Alquran) dari segi angka.
Ijazul
Quran maksudnya adalah keluarbiasaan Alquran sehingga orang-orang kafir
tidak mampu menentangnya dan membuat yang setara dengannya meskipun
dengan menyatukan kemampuan dan kehebatan mereka yang pandai
berargumentasi dan berbahasa.
Macam-macam I’jazul Quran:
1. I’jaz dari sisi kefasehan dan keindahan bahasa.
2. I’jaz dari segi ilmiyah.
3. I’jaz dari segi ilmu psykology.
4. I’jaz dari segi jumlah dan angka.
I’jazul Quran dari segi jumlah atau angka.
Yang
dimaksud dengan I’jazul Quran dari segi jumlah dan angka adalah
kesesuaian dan ketepatan pada jumlah dan angka-angka dalam Al-quran
seperti penggunaan jumlah angka atau huruf tertentu dalam Al-Quran,
seperti suatu kata dipakai sekian kali, atau suatu huruf dipergunakan
sekian kali dan seterusnya.
Perbedaan Pendapat Tentang I’jazul Quran Segi Jumlah atau Angka.
Kelompok yang menentang.
1. Bagi
mereka yang menentang atau tidak menerima adanya I’jazul Quran dari
sisi jumlah atau angka ini berpendapat bahwa jenis ini termasuk hal baru
yang tidak pernah ada sebelumnya
2. Berlebih-lebihannya
mereka yang berupaya menggali sisi kemu’jizatan Quran dalam menghitung
jumlah kata atau huruf-huruf Al-Quran.
3. Kelompok-kelompok sesat seperti Rosyad Kholifah dan Baha’i yang menggunakan jumlah dan angka-angka dalam Quran.
Kelompok Pendukung.
1. Adapun
para pendukung dan menerima kemu’jizatan Quran dari sisi jumlah dan
angka-angka berdalil bahwa dengan tidak adanya dalil yang mengharamkan
penelitian Al-Quran hingga jumlah kalimat-kalimatnya dan ayat-ayatnya
serta huruf-hurufnya. Tentu kita tidak boleh mengharamkan sesuatu yang
tidak diharamkan olehNya.
Contoh-contoh Kemu’jizatan Quran Segi Angka atau Jumlah
Penyebutan dua kata yang berlawanan dengan jumlah yang sama banyaknya yaitu:
Kata لآخرة (Hari Akhir) sebanyak 115 kali dan kata الدنيا (Dunia) sebanyak 115 kali
Kata الملائكة (Malaekat) sebanyak 88 kali dan kata الشيطان (Syetan) sebanyak 88 kali
Kata الموت (Kematian) sebanyak 145 kali dan kata الحياة (Kehidupan) 145 kali juga.
Contoh lain adalah kesamaan atau kesesuaian jumlah angka-angka yang ada dalam Al-Quran seperti:
Kata (شهر) bulan disebut dalam Al-Quran sebanyak 12 kali sejumlah bulan dalam setahun
Kata (أيام ) hari dg bentuk plural (mutsanna dan jama’) sebanyak 30 kali, sesuai dengan jumlah hari-hari dalam sebulan.
Kata (يوم) hari dengan bentuk singular sebanyak 365 kali, dan bukankah setahun itu 365 hari? Allohu Akbar.
Contoh lain:
Abu
Bakr Al-Warroq menceritakan: Allah SWT membagi malam-malam Romadhon
dengan rangkaian kata-kata Surat Al-Qodar, dan pada malam ke dua puluh
tujuh memberi isyarat: “mengulang penyebutan ليلة القدر tiga
kali, kalimat tersebut jumlahnya sembilan huruf maka berjumlah 27 (dua
puluh tujuh). Dan menceritakan juga bahwa Ibnu Abbas ra mengatakan: ليلة القدر itu sembilan huruf dan disebutkan tiga kali, sehingga totalnya 27 (dua puluh tujuh).
Contoh lain:
Surat
Annaml (Semut) adalah surat ke 27 sesuai urutannya dalam Mushaf, jumlah
ayatnya ada 93 (sembilan puluh tiga), surat ini dimulai dengan dua
huruf yaitu (ط – س) bila anda sudah memperhatikan ini berikut analesanya: Huruf ط di dalam surat ini disebutkan 27 (dua puluh tujuh) kali, perhatikan nomer surat ini sesuai urutannya dalam Mushaf, dan huruf ( س ) di dalam surat ini disebutkan sebanyak 93 (sembilan puluh tiga) kali, sesuai dengan jumlah ayat-ayatnya bukan?
Contoh lain lagi:
Surat
Annahl (Lebah) adalah surat ke 16 sesuai urutan Mushaf, dan para
ilmuwan menyampaikan penelitiannya bahwa jumlah cromosome lebah jantan
itu ada 16 cromosome.
Contoh lain:
Kata النحل (labah) tidak disebut di dalam Al-Quran kecuali di dalam surat Annahl dan itu di dalam ayat ke 68 yang berbunyi: " وأوحى ربك إلى النّحل أن اتخذي من الجبال بيوتاً ومن الشجر ومما يعرشون".
Dan bila anda teliti ayat ini dari awal sampai akhir akan anda dapatkan
ayat ini terdiri dari 16 huruf, iya jumlahnya 54 huruf namun terdiri
dari 16 huruf saja yaitu: (ا،ب،ج،و،ح،ي،ك،ل،م،ن،ع،ر،ش،ت،خ،ذ).
Bila
kita perhatikan lagi surat Annah ini, jumlah ayatnya ada 128, adapun
jumlah kata pada ayat terakhirnya ada 8 kata. Bila 128 dibagi 8 maka
kita dapatkan angka 16.
I’jazul Quran Tentang Usia Negara Yahudi.
Muhammad Ahmad Arrosyid dalam bukunya “Tatanan Dunia Baru” menyebutkan: Saat diumumkan berdirinya negara Isra’il
tahun 1948 M, seorang nenek yahudi datang kepada bundaku dengan
menangis, ketia ibuku bertanya kepadanya tentang apa yang menyebabkannya
menangis saat orang-orang Yahudi pada umumnya berpesta pora dia
menjawab: Sesungguhnya berdirinya negara Yahudi akan menjadi sebab
dibantainya Yahudi, kemudian ia mengatakan bahwa “negara ini akan berlangsung selama 76 tahun”.
Dalam naskah kuno yang tersembunyi disebutkan bahwa Isra’il
akan berusia 76 tahun (4 X 19) dengan kepastian tahun hitungan bulan
(qomariyah), karena Yahudi dalam agamanya menggunakan bulan qomariyah,
dan biasa menambahkan pada setiap 3 (tiga) tahunnya satu bulan untuk
penyesuaian dengan tahun syamsiyah. Dan maklum bahwa tahun 1948 M itu
adalah bertepatan dengan tahun 1367 H. Bila demikian halnya maka Negara
Israil akan berlangsung 1367 + 76= 1443 H dan tahun tersebut bertepatan
dengan tahun 2022M.
Surat Isro’ yang disebut juga Surat Bani Isro’il mengisyaratkan bahwa Bani Isro’il
melakukan dua kali perusakan di tanah suci, dan perusakan tersebut
dilakukan secara sosial atau dengan istilah sekarang dalam bentuk
bernegara karena tanpa itu kata ولتعلن علوا كبيرا dan sungguh kalian berada pada posisi tinggi setinggi-tingginya, dengan kesombongan yang besar.
وَآتَيْنَآ مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلاَّ تَتَّخِذُواْ مِن دُونِي وَكِيلاً
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
فَإِذَا
جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي
بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
إِنْ
أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا
جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ
الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا
عَلَوْاْ تَتْبِيرًا
Dan
Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat
itu petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku
(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.
Dan
telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: "Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali(^) dan pasti kamu
akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." atau
(Berkedudukan tinggi setinggi tingginya)
Maka
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua
(kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai
kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan
itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Kemudian
Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu
kelompok yang lebih besar.
Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke
dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama
dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Surat Bani Isroil: 2 - 7
Perusakan
pertama telah berlalu sebelum Islam datang, adapun perusakan ke dua
beberapa kajian menyimpulkan adalah ketika berbentuk negara yang berdiri
di Palestina pada tahun 1948M. Setelah dikaji kata "وعد الآخرة" hanya disebutkan dua kali dalam Al-Quran, yang pertama saat menceritakan tentang perusakan kedua yang dilakukan Bani Isra’il yaitu di ayat ke 7, dan yang ke dua ketika bercerita tentang perusakan itu sendiri yakni sebelum akhir surat Bani Isro’il ini pada ayat 104
.
Atas dasar hal tersebut di atas, bila kita menghitung jumlah kata dari awal ayat yang bercerita tentang berita ini yaitu: "وآتينا موسى الكتاب" Ayat: 2 hingga akhir ayat yang memberitakannya yaitu: "فإذا جاء وعد الآخرة جئنا بكم لفيفا"
Ayat: 104 niscaya kita dapatkan jumlah kata yang ada sebanyak 1443
kata, dan angka tersebut adalah merupakan bilangan tahun ( 1367 + 76) =
1443 H sebagaimana kesimpulan kita di atas.
Ulama
sepakat bahwa Isro’ dan Mi’roj Nabi terjadi setahun sebelum hijrahnya
beliau saw, yakni tahun 621 M, berdasarkan ijma’ ulama’ ini, bila benar
pemberitaannya maka ajalnya negara Isra’il adalah tahun 1443 H, hal ini
karena jumlah tahun qomariyah dihitung sejak diturunkannya pemberitaan
(Surat Bani Isro’il) hingga tahun lenyapnya negara Isra’il adalah 1444
tahun, karena Isro’ Mi’roj itu terjadi setahun sebelumnya.
Nabi Sulaiman As wafat tahun 935 S.M, kemudian terbelah negara Isra’il setahun setelah beliau wafat, dan perpecahan inilah perusakan pertama yang disebutkan di awal Surat Bani Isra’il, adapun akhir perusakan keduanya atau terakhirnya diperkirakan pada tahun 2022 M bertepatan pada tahun 1443 H.
Jumlah tahun dihitung sejak mulainya perusakan pertama hingga peristiwa Isro’ dan Mi’roj adalah sebagai berikut: 935 S.M + 621 M (tahun peristiwa Isro’)= 1556 tahun syamsiyah. Yang mengejutkan kita terkait dengan angka 1556 adalah bilangan kata yang ada dalam Surat Bani Isro’il.
Kemudian bila kita menghitung jumlah huruf dari awal Surat Saba’
(Surat yang menceritakan tentang kematian Nabi Sulaiman As) hingga
akhir ayat ke 13 yakni sebelum menceritakan tentang wafatnya beliau
adalah berjumlah 934 huruf, kemudian disambung dengan huruf (ف) yang fungsinya menertibkan dan mengurutkan. Huruf ini bersambung dengan kata (لما) yang
memastikan waktu wafatnya beliau sehingga totalnya 935 huruf. Dan yang
menakjubkan dengan ini adalah bahwa 935 adalah tanggal wafatnya Nabi
Sulaiman As.
Setelah bercerita tentang wafatnya Nabi Sulaiman As pada ayat 14 dalam Surat Saba’ ini, ayat berikutnya langsung bercerita tentang kisah Saba’: " لقد كان لسبأ في مَسْكَنهم آية..." dan cerita berlangsung hingga ayat ke 21. Apabila huruf-huruf setelah huruf (ف) dalam firmanNya: " فلما قضينا عليه الموت " kita hitung hingga akhir ayat ke 21, maka totalnya ada 570 huruf. Dalam kitab Al-Munjid disebutkan bahwa hancurnya bendungan Ma’rib Saba’ adalah tahun 570 M. Atau akhir negeri Saba’ adalah tahun 570 M. Dan ketika 570 huruf setelah huruf ( ف ) adalah
berarti 570 tahun setelah masehi, maka 935 huruf sebelumnya berarti 935
sebelum masehi, sehingga dengan demikian telah kita tegaskan tahun
wafatnya beliau As pada tahun 935 M.
Kembali ke Surat Bani Isro’il, bahwa setiap kata berarti satu tahun, perhatikan setiap akhir setiap ayatnya yang diakhiri dengan pemisah sebagai berikut: (وكيلاً، شكوراً، نفيراً، لفيفاً...
) dan seterusnya, jumlahnya ada 111 pemisah, namun ada beberapa yang
sama atau disebut berulang, dan apabila yang berulang itu kita hapus
maka jumlahnya tinggal 76 pemisah, semoga kita ingat akan umur negara
Israil dengan hitungan tahun qomariyah.
Surat Isro’ bila kita perhatikan secara cermat jumlah kata pada setiap ayatnya, maka akan kita dapatkan ada 4 ayat saja yang jumlah “kata”nya ada 19, sehingga totalnya: 76 = (4X19)
Sekarang, mari kita lihat ayat ke 76 surat Bani Isro’il, firmanNya:
وَإِن كَادُواْ لَيَسْتَفِزُّونَكَ مِنَ الأَرْضِ لِيُخْرِجوكَ مِنْهَا وَإِذًا لاَّ يَلْبَثُونَ خِلافَكَ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan
sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri
(Mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya
sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja.(^)
(^)
Maksudnya: kalau sampai terjadi Nabi Muhammad saw. diusir oleh penduduk
Mekah, niscaya mereka tidak akan lama hidup di dunia, dan Allah segera
akan membinasakan mereka. Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah bukan
karena pengusiran kaum Quraisy, melainkan semata-mata karena perintah
Allah.
Kita dapati setelah kata (قليلا) adalah angka nomor urut ayat 76, dan bukankah angka 76 isyarat akan ajalnya negara Isra’il?
Ayat
76 membicarakan tentang pengusiran penduduk dari sebuah negeri, dan
tentang masa keberadaan orang-orang kafir setelah mengusir. Adapun yang
kita bahas disini adalah tentang jumlah tahun eksistensi negeri Isra’il setelah berdirinya di tanah maqdis sesudah mengusir penduduknya darinya.
Mungkin
ada yang berkomentar bahwa ayat tersebut berbicara tentang pengusiran
Muhammad Rosulullah saw? Jawabannya: benar, namun ayat berikutnya
berbunyi:
سُنَّةَ مَن قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِن رُّسُلِنَا وَلاَ تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلاً
(Kami
menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul
Kami yang Kami utus sebelum kamu(^) dan tidak akan kamu dapati perubahan
bagi ketetapan Kami itu.)
Ayat
ini menjelaskan bahwa sunnah (hukum Allah yang berlaku) pada setiap
masa, masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang tidak akan berubah.
Hal lain lagi, bagi yang melakukan perenungan terhadap Surat Isro’,
lebih husus lagi pada bagian-bagian akhir akan tahu bahwa Surat ini
bercerita tentang kemenangan mereka yang berada pada jalan yang
dikaruniai nikmat Allah dalam menghadapi mereka yang dimurkai serta
tersesat. Tampaknya juga kemenangan ini menghantarkan kepada perubahan
besar dalam realita kehidupan seperti posisi terhormat yang disinyalir
oleh lafadh ayat: الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِين
(sebuah negeri yang Kami berkahi untuk semua manusia ) yaitu tanah
Palestina. Kesimpulan ini membawa kita untuk menghitung ayat-ayat
setelah Al-Fatihah karena juga berbicara tentang " صراط الذين أنعمت عليهم، غير المغضوب عليهم، ولا الضالين " hingga awal Surat Isro’
yang isinya kemenangan jalan yang haq. Hasil penjumlahan seluruh
ayat-ayat sejak awal Surat Al-Baqoroh hingga akhir Surat Annahl atau
awal Surat Isro’ adalah 2022 ayat. Allohu Akbar, anda ingat tentang tahun 2022 dimana tahun tersebut bertepatan dengan tahun 1443 H?
Hal lain lagi yang perlu kita perhatikan adalah, Surat Isro’ atau Bani Isro’il
adalah surat ke 17 dalam Mushaf Al-Quran, surat ini bercerita tentang
lenyapnya perusakan yang dilakukan Yahudi di tanah suci, dan setelah
kita lihat Surat berikutnya nomer 18 adalah Surat Al-Kahfi, dimana di
dalam Surat ini diceritakan tentang kisah Musa As bersama Khidhir namun
tidak sedikitpun menyinggung Zionis atau Bani Isro’il
sedikitpun. Namun dalam kisah ini kita peroleh informasi di mana
pertama kali kita dapatkan seorang Rosul harus menjadi pengikut,
sehingga hal ini dapat menjadi isyarat dan peringatan lain bagi
orang-orang Yahudi pasca lenyapnya negara mereka dan kemampuan merusak
mereka di tanah suci, bahwa mereka harus tunduk sebagaimana tunduknya
Musa As kepada Khidhir As. Maka ambillah kebenaran dari pemiliknya, toh
orang tidak binasa karena mengikuti kebenaran dan siapa yang dipilihNya
karena IlmuNya. Dan yang terakhir ini tampaknya adalah korelasi antara
dua surat, Al-Isro’ dan Al-Kahfi.